SALAM KOMPAK SELALU

Selamat Datang Di Blog SEBA PK II POLRI 96/96, blog ini adalah untuk mempererat hubungan Silaturahmi sesama Angkatan Seluruh Indonesia. Semoga dengan adanya Blog ini Ikatan Kebersamaan kita sesama Letting tetap terjaga selalu.. SALAM KOMPAK...!

Ditembus 11 Peluru, Bripka Jakaria Tetap 'Di Jalanan'

25 Januari 2012


Meski pernah ditembus 11 peluru, dan 3 peluru masih bersarang di tubuhnya, Bripka Jakaria tak gentar, dia tetap di garis depan melawan sindikat kejahatan metropolitan.

Kesehariannya, Bripka Jakaria bertugas di Satuan Reserse Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya. Sebagai polisi, pria kelahiran Jakarta, 22 Februari 1975 ini, memiliki liku-liku panjang dalam bertugas.
Masih ingat penangkapan perampok mobil pengisi mesin ATM BCA di Cawang Jakarta Timur, yang menggondol duit 2,8 miliar, tiga tahun silam? Ya. Lulusan Sekolah Kepolisian Negara Lido, Bogor Sukabumi tahun 1995/1996 ini adalah salah satu petugas yang meringkus 9 tersangkanya.

Saat penangkapan, sempat terjadi baku tembak di Jl. Rancaekek, Cipacing Bandung. Jaraknya cuma 1 meter, lantaran Bripka Jakaria adalah orang yang masuk ke dalam mobil tersangka. Dua tersangka akhirnya tertembak. Satu diantaranya meninggal.

Bripka Jakaria sendiri, mengalami luka cukup parah setelah 11 peluru dari senjata api jenis FN menembus bagian dada dan lengan sebelah kiri.

Dalam keadaan tetap sadar, anak sulung dari dua bersaudara pasangan S Yono dan Hasanah ini dilarikan ke RS Hasan Sadikin Bandung.

“Dari 11 peluru, delapan peluru berhasil dikeluarkan tim medis. Sisanya, hancur dalam tulang tubuh saya dan tidak bisa dikeluarkan hingga sekarang,” ujar Jakaria kepada M Syahnoer dariJakartapress, Rabu (29/6/2011) malam.

Menurutnya, dokter yang menanganinya sempat mau melakukan amputansi. Namun Jakaria menolak. Ia yakin. Hidup matinya ada ditangan Tuhan.
Dan benar. Mujizat itu masih berpihak pada bapak dua anak ini. Setelah sebulan dirawat di RS, tangannya bisa digerakkan lagi. Ia bisa kembali bertugas, mengabdikan diri pada bangsa dan negara.


ISTIQFAR
Bagaimana perasaan Bripka Jakaria saat 11 peluru itu bersarang ditubuhnya? “Yang ada dalam pikiran saya saat itu, tersangka harus bisa tertangkap. Jadi rasa sakit itu tak saya hiraukan,” tuturnya.
Ia dalam kondisi sadar. Baik saat baku tembak hingga ia dibawa ke RS.
Begitu para penjahat tersebut berhasil dilumpuhkan, ia terus menerus istiqfar. Dalam kondisi yang mulai melemah, polisi yang hanya mengenyam setahun bertugas di Dalmas ini merasakan ada bisikan yang menyebutkan asma Alloh.

Ia juga teringat dua anak dan istrinya yang selalu setia menunggunya di rumah. “Mereka yang membuat saya semangat. Hati saya mengatakan, saya harus bisa bertahan hidup. Saya tak boleh mati, karena anak-anak saya masih kecil dan saya punya istri yang selalu setia mendampingi saya sebagai polisi,” lanjut Jakaria.
Sepanjang perjalanan menuju RS, Bripka Jakaria tak berhenti-hentinya berdoa. Dan rupanya, doanya dikabulkan Tuhan. Bripka Jakaria bisa kembali lagi, berkumpul dengan keluarganya.

Atas keberanian dan kegigihannya itu, Kapolri memberikan penghargaan, berupa kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi, dari Brigadir menjadi Brigadir Kepala (Bripka).

Tak hanya itu. Presiden SBY dan Wakil Presiden, Yusuf Kalla, kala itu juga memberikan penghargaan khusus.


TAK TRAUMA
Hanya selang seminggu setelah keluar dari RS, Bripka Jakaria berhasil mengungkap kasus mutilasi di Hotel Bintang, Jakarta Utara (2008). Ia juga berhasil menangkap pelaku pembunuhan berantai dengan tersangka Ryan di Margonda Resindece (2008).

Selain itu, Bripka Jakaria adalah orang yang turut mengungkap pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasruddin Zulkarnaen dan berhasil menangkap seluruh pelakunya (2009).
Dalam kasus Babe, tersangka mutilasi di Bekasi yang membunuh 13 korbannya, ia juga terlibat dalam penangkapannya (2010).

Sebelumnya, ia juga berhasil menangkap penculik Raisyah Ali Bin Ali said, di Jakarta Timur (2006), dan mendapatkan penghargaan dari Menko Kesra, yang saat itu dijabat Aburizal Bakrie.

Penangkapan-penangkapan itu menjadi kebanggan tersendiri. Bripka Jakaria mengaku tidak trauma bertugas dilapangan, meski dulu pernah kena tembak.“Saya justru merasa senang dan bangga bisa ditugaskan kembali di lapangan. Ini tugas saya sebagai polisi dalam rangka mengabdi pada bangsa dan negara,” pungkas Jakaria.

0 komentar:

Posting Komentar

Salam Kompak Selalu.....